Shell Gelar Forum Powering Progress Together
Shell Gelar Forum Powering Progress TogetherINILAHCOM, Singapura - Shell menghadirkan sejumlah pakar dari berbagai bidang terkait energi dalam forum 'Powering Progress Together' yang pertama di Singapura pada Kamis (16/2/2017).
Mengusung tema Cleaner Energy Moves Asia, forum keempat yang diadakan di Asia ini dihadiri oleh lebih dari 100 pemangku kepentingan dari pemerintah, dunia usaha, akademisi dan LSM, bersama dengan para mitra usaha dan pimpinan Shell.
Mereka siap membahas dan mendorong terjadinya kolaborasi lintas batas sebagai jawaban atas berbagai tantangan tentang energi masa depan di kawasan ini.
Menurut skenario Shell, kebutuhan energi Asia dapat meningkat sebesar 50% menjelang 2040. Untuk menjawab tantangan energi masa depan di Asia, Powering Progress Together Forum berfokus pada sejumlah aspirasi dan dilema yang ada di Asia, dan mengumpulkan para wakil dari beragam sektor untuk menghadirkan sejumlah solusi teknis dan inovatif tentang energi yang lebih bersih yang lebih terjangkau dan mudah diperoleh.
"Perubahan dalam penggunaan energi akan terjadi hampir di setiap bagian masyarakat. Pemerintah, akademisi, konsumen dan perusahaan seperti Shell akan perlu bekerja bersama untuk memenuhi tantangan yang sangat besar ini. Dengan kesediannya untuk bekerja sama dan rekam jejaknya dalam bidang pemikiran ke depan, Singapura menjadi contoh yang bagus di bidang ini," kata John Abbott, Downstream Executive Committee Member for Royal Dutch Shell, dalam sambutan pembukaan di forum ini.
Diawali dengan diskusi yang hidup dengan pokok bahasan Dilema Energi yang Lebih Bersih di Asia yang dipandu oleh Marc Carrel-Billiard, Global Senior Managing Director for Accenture Labs, para pakar dari kawasan ini membicarakan kiat Asia menyeimbangkan kebutuhan energinya yang makin meningkat dengan emisi yang lebih rendah, sekaligus mempertahankan sistem energi yang dapat diandalkan.
Berbagai model bisnis baru, teknologi pengungkit yang merupakan terobosan, serta upaya pengembangan sejumlah kemitraan dan kolaborasi baru akan dibahas dalam diskusi tersebut.
Sejumlah panelis yang hadir, antara lain adalah Mark Gainsborough (Executive Vice President, New Energies, Royal Dutch Shell), Ng Wai Choong (CEO, Energy Market Authority), Koh Kong Meng (General Manager & Managing Director, Southeast Asia & Korea, HP Inc) dan Visal Leng (President, Asia Pacific, GE Oil & Gas) dan Dr. Alvin Yeo (Director, Industry Development Department, EMA).
Indonesia berkepentingan mencermati dan menindaklanjuti sejumlah gagasan terbaik tentang energi yang lebih bersih dari forum ini. Pasalnya, di antara negara-negara berkembang, Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk mengurangi emisi karbon.
Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 29% pada 2030 seperti dinyatakan dalam Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC) yang disepakati di Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Paris di Desember 2015.
Selain diskusi yang sifatnya serius, Powering Progress Together Forum juga menampilkan sebuah pengalaman mendalam ketika sekelompok seniman teater lokal memainkan pertunjukan kilas balik untuk menantang para anggota delegasi agar memikirkan secara kritis dan kreatif sejumlah solusi demi menciptakan masa depan energi yang lebih bersih di Asia.
Pertunjukan teater tersebut mendapatkan inspirasinya dari kompetisi 'Imagine the Future Scenario Competition' yang diadakan untuk pertama kalinya. Dalam kompetisi tersebut tim mahasiswa pemenang dari Nanyang Technological University, Singapura, menampilkan dua skenario yang bertentangan --yang berawal dari kolaborasi dan poteksionisme-- tentang kiat manusia di Asia untuk hidup, bekerja dan bermain di 2050.
Skenario yang pertama, Convergence, memiliki latar belakang suatu dunia yang lebih kolaboratif – baik di tingkat komunitas maupun internasional. Skenario ini fokus pada kehidupan di sejumlah kota urban, dimana fasilitas energi cerdas milik bersama memungkinkan orang untuk berbagai energi terbarukan di berbagai kota di dalam kawasan yang sama.
Berbagai komunitas memanfaatkan transportasi umum yang efisien, yang digerakkan oleh kendaraan otomatis dan utilitas cerdas, sementara pada saat yang sama berbagai kota itu bekerja bersama untuk mengubah limbah menjadi energi.
Di skenario Divergence, berbagai peralatan teknologi maju seperti perangkat AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) membuat kehidupan kita menjadi terdesentralisasi, sehingga berbagai kegiatan seperti kerja dan bermain bisa dilakukan di rumah.
Dalam dunia seperti ini rumah mendapat insentif ekonomis untuk menghasilkan energi terbarukan sendiri dan menggunakan teknologi baru untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang.
Salah satu pusat perhatian pada forum ini adalah Container of Possibilities: The Twenty Fifty, yang merupakan pameran kontainer interaktif yang menampilkan rumah konsep Asia modern untuk masa depan.
Dimunculkan pertama kalinya di ajang Make the Future Singapore, pameran ini menampilkan inovasi teknologi dari Shell dan para mitra bisnisnya untuk memperlihatkan bagaimana energi diproduksi dan dikonsumsi di 2050.
Mendapatkan inspirasi dari gagasan para mahasiswa dari Imagine the Future Scenario Competition, container setinggi 20 kaki itu memamerkan sebuah rumah yang efisien energi, dan diberdayakan serta terhubung oleh teknologi.
Beberapa inovasi menarik di Container of Possibilities: The Twenty Fifty antara lain:
- New Energy Economy, yang menampilkan pasar masa depan berada di sebuah platform dua arah antara pemilik rumah (konsumen) dan penyedia utilitas.
Sejumlah daun jendela pengumpul energi matahari yang diaktifkan membangkitkan energi untuk pemilik rumah, dan kelebihan energinya bisa disimpan untuk digunakan di kemudian hari atau dijual ke pasar.
- The Telepresence Robot, suatu layanan platform komunikasi 'telepresence' yang memungkinkan pemilik rumah memantau kondisi di dalam rumah dan menciptakan kehadiran dirinya secara visual sehinga merasa dekat dengan orang-orang tercinta.
- Real-time Energy Alert yang digerakkan oleh aplikasi dan marker, yang mengirim notifikasi ke ponsel pemilik rumah tentang efisiensi operasional dari perangkat-perangkatnya dan memastikan penurunan biaya bila terjadi kerusakan.
Container of Possibilities: The Twenty Fifty juga mendorong pengunjung untuk memberikan suara dan menulis pandangan mereka tentang seperti apa gambaran rumah di 30 tahun mendatang.
Pameran ini akan memulai tur ke sejumlah kota di Asia pada beberapa bulan berikutnya di tahun ini, termasuk Jakarta.
Dalam pidato penutupnya, Shell Singapore Country Chair and VP City Solutions Goh Swee Chen mengatakan bahwa sebenarnya Shell sudah lama mengetahui adanya kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon dan memecahkan masalah polusi udara di banyak wilayah di Asia.
"Namun, kami juga mengetahui bahwa semakin banyak energi dibutuhkan untuk menyediakan kualitas hidup yang layak bagi kita, tidak hanya di Asia tapi juga di seluruh dunia. Itulah sebabnya kami telah menciptakan sejumlah wadah seperti forum Powering Progress Together dan festival Make the Future. Kami berada di sini untuk membuktikan asumsi yang ada selama ini dan menemukan berbagai cara inovatif untuk memecahkan masalah," ujar Chen.
Powering Progress Together Singapore adalah acara pembukaan Make the Future Singapore, suatu festival empat hari yang menampilkan sejumlah gagasan dan solusi cerdas tentang energi untuk menjawab tantangan energi global.
Make the Future dibuka untuk umum dari 16-19 Maret 2017 di Changi Exhibition Centre, Singapura.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Make the Future Singapore, mendaftar dan mendapakan tiket masuk gratis, silakan kunjungi tautan berikut ini.
0 Response to "Shell Gelar Forum Powering Progress Together"
Posting Komentar