Stigma Jadi Penghambat Perempuan Periksa ke Dokter
Stigma Jadi Penghambat Perempuan Periksa ke DokterINILAHCOM, Jakarta - Salah satu stigma yang melekat di masyarakat adalah pemahaman bahwa penderita kanker payudara sudah pasti akan meninggal. Hal ini menghambat seorang perempuan untuk memeriksakan diri.
"Selain itu dukungan dari keluarga dan masyarakat yang tidak cukup sehingga penderita diarahkan mencari pengobatan yang tidak benar," kata Linda Agum Gumelar Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Menurut data terbaru Kemenkes tahun 2016 menunjukkan kematian kanker payudara mencapai 21,5 per 100.000. Selain kejadiannya tinggi, tidak ada rasa sakit di tahap awal sehingga penderita tidak menyadari mengidap kanker payudara.
"Temuan menjolan secara kebetulan seharusnya tidaklagi terjadi. Hal ini karena perkembangan kanker bisa sangat cepat. Semakin lambat terdeteksi biaya pengobatan semakin tinggi," tambahnya.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012, diperkirakan terdapat 14 juta kasus kanker baru yang muncul dan 8,2 juta kematian karena kanker di seluruh dunia.
Sekitar 30 persen kasus kanker sebenarnya bisa dihindari dengan cara mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan tepat. Kemudian, yang paling utama adalah dengan melaksanakan deteksi dini.
0 Response to "Stigma Jadi Penghambat Perempuan Periksa ke Dokter"
Posting Komentar